Uwai Limo Puluah Malalo Kabupaten Tanah Datar

UWAI LIMO PULUAH 

Biodata Singkat:  

doc. ajoefahmi 4/2/2024

  • Nana Asli : Djinang 
  • Gelar: Pakiah Madjolelo Tuanku Limo Puluh Malalo
  • Meninggal: Malam Arbaa Jam 3 Pagi 28 Agustus 1930 / 3 Rabiul Akhir 1349
  • Umur: 200 Tahun 
  • Nama Ibu: Minyak 
  • Nama Bapak: Abdul 
  • Alamat: Malalo Bukik Patah Gigi Pantai Barat Danau Singkarak  Duo Koto Nagari Guguak Malalo Kecamatan Batipuh Selamatan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat

Riwayat Singkat: 

Jinang berasal dari keluarga sederhana dan petani di  desa Duo Koto Bukit Barisan Danau Singkarak. Tidak ditemukan informasi yang jelas kapan beliau dilahirkan. Namun dari sebuah prasasti  dari Besluit Covernur General Pada Tahun 21 Agustus 1929 No 7 tertulis waktu meninggal dan usianya 200 tahun. 

doc. ajoefahmi 4/2/2024
Ia mulai belajar Al Qur'an (baraja managaji) dari orang tuanya sehingga ia bisa maca tulis Al Qur'an dan Arab Melayu. Setelah beranjak remaja, mamaknya (saudara ibu) Tuanku Musajid seorang pendekar di Malalo menyerahkan kemenakannya belajar mengaji lebih dalam kepada Tuangku Syekh Tibarau di Lubuk Ipuh Pariamah. Tuangku Syekh Tibarau merupakan murid dari Syekh Burhanuddin Ulakan. Syekh Burhanuddin Ulakan merupakan murid dari Syekh Abdul Rauf Singkil Aceh Selatan yang terkenal dengan pondok pesantren Darul Hikmah yang dipimpin oleh Tengku H. Zamzami Zamra. 

Selama belajar dengan Syekh Tibarau, Jinang dapat mendalami tentang Bahasa Arab, Tafsir Al Qur'an, Hadist, Fikih, nahu Saraf, Tajwid, Tarekh Islam melalui kitab kuning (kitab gundul - tanpa baris) dalam bahasa Arab. Selama menuntu ilmu, Jinang termasuk santri yang kesulitan ekonomi sehingga tidak memiliki kemampung membeli kitab atau buku pada saat itu. Salah satu upaya yang dilakukannya adalah dengan mencatat menggunakan kulit kayu dengan tinta menggunakan asap dama kuau. Bekas tulisan tersebut masih terdapat di rumahnya di Jorong Duo Koto Malalo.

doc. ajoefahmi 4/2/2024
Setelah 10 tahun mendalami ilmu agama di Surau Lubuk Ipuh Pariaman dengan Syekh Tuanku Tibarau, Pakiah Majolelo kembali pulang kampung dan mendirikan surau. Disinilah beliau mulai menjadi guru mangaji dan menyiarkan ilmu agama kemasyarakat. Salah satu cara yang ia gunakan adalah melahirkan Salawaik Talam dan  Dikia  Maluik, yang masih bertahan di Sumatera Barat hingga saat ini. Salah satu group Salawaik Dulang atau Sawaik Talam terkenal sampai saat adalah gruop Kilek Barapi. Berbagai penelitian menunjukan bahawa salawaik dulang bermula dari upaya pakiah Majolelo atau Uwai Limo Puluah dalam menyiarkan agama Islam.

doc. ajoefahmi 4/2/2024

Gelar Uwai Limo Puloh didapat dari karena ia juga diminta memberikan pengajian di Koto Nan Ampek Payakumbuh hingga hampir seluruh wilayah Limo Puluh Kota. Dari sinilah beliau terkenal dengan nama Tuanku Limo Puluh. Beliau juga menjadi guru agama di Koto Laweh X Koto dan Batipuh Kabupaten Tanah Datar yang dikenal dengan nama Batipuah X Koto. Selain itu ia juga mengajarkan agama Islam di Kabupaten Solok.

Last Modified: 12/04/2024