Pengukuran
Dikutip dari S. Eko
(2012), Oriondo mengatakan pengukuran (measurement) dapat didefinisikan sebagai
“the process by which information about the attributes or characteristics of
thing are determined and differentiated”. Demikian pula Guilford mengatakan
bahwa pengertian pengukuran “assigning numbers to, or quantifying, things
according to a set of rules”. Gronlund (1981), mengatakan pengukuran sebagai
“The process of obtaining a numerical description of the degree to
which an individual possesses a particular characteristic”. Tiga pendapat para
ahli di atas cukup memberikan landasan pemahaman tentang pengertian pengukuran.
Pengukuran merupakan proses memberikan atribut kepada suatu benda di mana
pemberian atribut ini bersifat kuantitatif atau angka. Kegiatan dalam
memberikan angka menurut Guilford adalah assigning numbers or quatifying,
sedangkan Gronlund mengistilahkannya dengan kegiatan numerical description. Ini
berarti pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara
sistematik.
Penilaian
Beberapa ahli seperti Gronlund, Richard H. Lindeman, Anas Sudiyono serta Suharsimo Arikunto memberikan definisi tentang penilaian. Menurut Menurut Richard H. Lindeman (1967) “The assignment of one or a set of numbers to each of a set of person or objects according to certain established rules”. Anas (2011), mengatakan bahwa menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan lain lain. Senada dengan Anas, Suharsimi (2012) menyatakan bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk atau bersifat kualitatif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas memberikan
pengertian tentang definisi penilaian bahwa penilaian merupakan kegiatan untuk
menilai sesuatu bukan berdasarkan angka atau kuantitatif sebagaimana pengertian
pengukuran di atas. Penilaian merupakan satu kegiatan dalam menilai sesuatu
berdasarkan kualitatif atau deskripsi dari kalimat.
Evaluasi
Evaluasi menurut Griffin & Nix (1991) adalah judgment terhadap nilai atau implikasi dari hasil pengukuran. Menurut definisi ini evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian. Menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Evaluasi bukan hanya sebagai kumpulan pencapaian hasil lewat pengukuran, akan tetapi evaluasi merupakan sebuah proses , di mulai dari identifikasi outcome dan berakhir kepada keputusan. “Evaluation of pupil learning requires the use of number of techniques for measuring pupil achievement... however evaluation is not merely a collection, it’s process... it begins with the identification of the intended learning outcomes and ends with a judgment" . (Gronlund and Linn, 1990). Stufflebam dan Shinkfield (1985) mendefinisikan evaluasi : “evaluation is the process of delineating, and providing descriptive and judgmental information about the worth and merit of some object’s goals, design, implementation, and impact in order to guide decision making, serve needs for accountability, and promote of the involved phenomena”. Evaluasi secara singkat juga dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok dan kemudian menghasilkan sebuah keputusan. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik.
Jadi, evaluasi memberikan informasi bagi kelas dan guru untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Informasi yang digunakan untuk mengevaluasi program pembelajaran harus memiliki kesalahan sekecil mungkin karena evaluasi pada dasarnya adalah melakukan judgment terhadap hasil penilaian.
Dari beberapa pengertian di atas tentang evaluasi, dapat dipahami bahwa kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran dan penilaian. Evaluasi merupakan kegiatan yang sangat sistematis dan mencakup pengukuran dan penilaian secara keseluruhan pada saat di mulainya suatu program pembelajaran sampai berakhirnya program tersebut. Perbedaan yang paling mendasar antara pengukuran, penilaian dan evaluasi adalah evaluasi berujung kepada pengambilan keputusan berdasarkan pengukuran dan penilaian.
Dari beberapa uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
hubungan antara pengukuran (measurement), penilaian (assessment), dan evaluasi
(evaluation) bersifat hirarkis. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan
dengan kriteria angka, penilaian menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran,
sedangkan evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku yang di
dalamnya ada pengambilan keputusan seperti tuntas/tidak tuntas, naik/tidak naik
atau lulus/tidak lulus.
Sumber: Fajri Ismail, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Palembang: Karya Sukses Mandiri, 2018
Demikian pembahasan tentang Perbedaan Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran. Semoga dapat menambah pemahamannya tentang Evaluasi dan Penilaian,. Kritik dan saran melalui kolom komentar dibawah. Save dan share artikel ini untuk berbagi pengetahuan dengan klik ikon dibawah ini.
Social Media