Iklan 768x90
BLANTERORIONv101

Style Bahasa

Dikirim: 22 Apr 2016
Edit Terakhir: 29 Des 2025
Image
Style dapat didefinisikan sebagai perbedaan varian atau bentuk – bentuk bahasa yang digunakan bagi maksud yang sama berdasarkan situasi tertentu. Variasi bahasa di sebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat/kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturannya yang tidak bersifat homogen. Namun Halliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register).

Contoh: 
Saat berbicara dengan teman sebaya dalam kehidupan sehari – hari, gaya bicara yang digunakan lebih santai dan cenderung tidak formal, misalnya: “Hey… soal ini gimana caranya?”

Tetapi jika berbicara kepada dosen, gaya bicara yang digunakan pasti lebih formal dan teratur, misalnya: “Maaf Pak, bagaimanakah cara menyelesaikan soal ini?”

1.      Listener menentukan style (Addressee as an influence on Style)
Siapa penerima pesan, listener atau orang yang kita ajak berbicara. Biasanya dilihat dari keakraban pada listener, latar belakang, intensitas bertemu speaker kepada listener yang menentukan gaya atau variasi bahasa yang kita gunakan. Jika sudah akrab atau mengenali lebih dekat, maka gaya bahasa yang digunakan cenderung lebih santai. Sebaliknya, saat kita berbicara kepada orang yang belum terlalu dikenal, maka gaya bahasa yang kita pakai akan lebih teratur.

Contoh: 
Bahasa yang dipakai saat berbicara dengan kakak dirumah,   misalnya: “Kak, handphone adik dimana?”
Bahasa yang dipakai saat berbicara dengan orang lain: “Maaf bu, syarat menjadi anggota perpustakaan apa saja kalau boleh saya tau?”

Chaer (2004:62) mengatakan bahwa variasi bahasa itu pertama-tama kita bedakan berdasarkan penutur dan penggunanya, Adapun penjelasan variasi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:

a)      Umur dari penerima pesan / listener (Age of Addressee)
Gaya bahasa yang kita gunakan saat berbicara kepada anak kecil dan orang dewasa pastilah berbeda. Saat berbicara kepada anak kecil, gaya bahasa dan susunan gramatikal yang dipakai cenderung lebih mudah dipahami, susunan grammatikal yang dipakai pun lebih sederhana. Sebaliknya, saat berbicara kepada orang dewasa, maka kalimat dan susunan gramatikal yang dipakai akan lebih kompleks.

Contoh: 
Bahasa yang dipakai saat menghadapi anak berumur 5 tahun: “Adik maem dulu ya….”
Bahasa yang dipakai pada orang dewasa: “Ayah, setelah makan jangan lupa obatnya diminum…”

b)      Status Sosial dari listener (Social Background of Addressee)
Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi bahasa ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan lain scbagainya. Misalnya, gaya bahasa yang kita pakai kepada orang yang biasa berada di jalanan, berbeda dengan cara kita berbicara dengan orang yang memiliki pendidikan tinggi.

2.      Teori Akomodasi (Accommodation Theory)
Merupakan teori tentang cara-cara untuk menyesuaikan saat berkomunikasi antara speaker dan listener. Adapun efek, cara dan masalah dalam melakukan komunikasi, diantaranya.

a)      Speech Convergence
Contoh sebelumnya menunjukkan bahwa ketika orang berbicara satu sama lain pembicaraan mereka sering menjadi lebih serupa. Dalam kata lain, saat berkomunikasi, setiap orang menyatu dengan pembicaraan dari orang yang mereka ajak bicara. Proses ini disebut speech accommodation.

Yang dimaksud dengan speech convergence adalah efek yang ditimbulkan dimana saat melakukan pembicaraan, listener dapat menangkap pesan yang disampaikan oleh speaker. Dengan kata lain, speech convergence adalah kata lain dari komunikasi yang nyambung, tidak missed communication. Untuk mendapatkan speech convergence, antara speaker dan listener harus memiliki shared knowledge yang sama.

Contoh: 
Saat P1 (speaker) berbicara kepada P2 (listener) tentang “Megamind”. Jika P1 atau P2 saja yang memiliki konsep tentang Megamind, maka saat melakukan permbicaraan tentang Megamind, tidak akan bisa convergence.

b)      Speakers Accommodate
Cara speaker untuk menyesuaikan antara bahasanya dengan kemampuan dengan siapa listenernya. Sehingga pesan atau makna yang dimaksudkan dapat diterima oleh listenernya dan tidak terjadi missed communication dalam pembicaraan. Jadi speaker harus pandai menyesuaikan diri saat berkomunikasi dengan listenernya.

Misalnya saja di negara – negara yang multilingual, seperti Singapore, India atau Zaire, dengan variasi bahasa yang dimiliknya, orang disana memilih suatu bahasa yang nyaman untuk dipakai saat berkomunikasi dengan addressee nya.

c)      Speech Divergence
Merupakan efek yang ditimbulkan dimana saat melakukan percakapan, listener tidak bisa menangkap arti, makna atau pesan dari speaker. Sehingga tidak terjadi komunikasi yang convergence dalam percakapan tersebut dan menimbulkan missed communication.

Contoh: 
Ketika speaker membicarakan tentang “Joger”, listener sama sekali tidak mengetahui apa itu jogger, dengan keadaan demikian maka komunikasi mereka divergence.

d)      Accommodation Problems
Ada beberapa contoh masalah dalam berkomunikasi, diantaranya missed communication. Keadaan dimana pesan dari speaker tidak dapat ditangkap oleh listenernya karena tidak memiliki shared knowledge dan konsep yang sama.

Jika kasus komunikasi yang tidak nyambung terjadi dalam text atau percakapan lisan, maka listener dapat bertanya kepada speaker, bagaimana isi pesan yang di sampaikan tersebut. Tetapi jika kasus komunikasi yang tidak nyambung terjadi dalam text tertulis (contohnya saat kita membaca buku), maka untuk menemukan isi pesan yang dimaksud oleh writer adalah dengan cara mencari shared knowledge (dengan mencari di internet atau membaca buku).
 
Image

Demikian pembahasan tentang Style Bahasa. Semoga dapat menambah pemahamannya tentang Bahasa dan Linguistik,. Kritik dan saran melalui kolom komentar dibawah. Save dan share artikel ini untuk berbagi pengetahuan dengan klik ikon dibawah ini.


Image
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.