Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Islam

Pendidikan Islam yang berfalsalah Al-Qur’an sebagai sumber utamanya, menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber utama penyusunan kurikulum. Didalam Al-Qur’an dan hadist di temukan kerangka dasar dan dapat di jadikan sebagai pedoman dan penyusunan kurikulum pendidikan Islam. Kerangka dasar tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sesuai Dengan Al Qur'an

Sesuai dengan Al-Qur’an bahwa yang menjadi kurikulum ini adalah (Intra culuculer) pendidikan Islam adalah “tauhid” dan harus di mantapkan sebagai unsure pokok yang tidak dapat di rubah.pemantapan kalimat tauhid sudah di mulai semenjak bayi di lahirkan dengan memperdengarkan adzan dan iqomah terhadap bayi yang baru di lahirkan.

Dari Husain bin Ali berkata kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam, Barang siapa yang lahir anaknya maka adzankan ia di telinga kanan anak itu, dan iqomahkan di telinga kiri anak itu dan anak itu tidak di mudharatkan oleh jin. hadist di riwayatkan dalam kitab Ibn Al-Syumi. Tauhid berasal dari kata wahidah atau wahid yang berarti bahwa Tuhan itu esa tidak ada duanya, tidak ada lagi suatu zat lainnya, yang maha luhur, tak tersaingi tak tertandingi, tak dapat di samai.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa dengan tauhid kita dapat mewujudkan tata dunia yang harmonis kosmos yang penuh tujuan persamaan sosial persamaan kepercayaan, persamaan jenis dan ras, persamaan dalam aktifitas dan kebebasan bahkan seluruh masyarakat dunia adalah sama yang disebut “Ummatan Wahidah “. Dengan demikian maka tauhid merupakan prinsip utama dalam seluruh dimensi kehidupan manusia baik dalam aspek hubungan vertikal antara manusia dengan tuhan dan hubungan horizontal antar manusia dengan sesamanya, tauhid yang seperti inilah yang dapat menyusun pergaulan manusia secara harmonis sesamanya, dalam rangka menyelamatkan manusia dan keprimanusiaan dalam pencapaian kehidupan yang sejahtera dan bahagia dunia dan akherat, termasuk di dalam pergaulan dalam proses pendidikan.

2. Perintah Membaca

Kurikulum inti (Intra Curiculer ) selanjutnya adalah perintah ‘membaca ayat-ayat Allah yang meliputi 3 macam ayat yaitu:

  • Ayat Allah yang berdasarkan wahyu
  • Ayat Allah ysng ada pada diri manusia ,dan
  • Ayat Allah yang terdapat didalam semesta di luar dari manusia.

Firman Allah Subhanahu wa ta’alaa dalam surat Al-Alaq ayat 1-5,

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ (١) خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِنۡ عَلَقٍ (٢) ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ (٣) ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ (٤) عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ (٥) 

Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya .”

Ditinjau dari segi kurikulum sebenarnya firman Allah Subhanahu wa ta’alaa itu merupakan bahan pokok pendidikan yang mencakup seluruh ilmu pengetahuan yang di butuhkan oleh manusia. Membaca selain melibatkan proses mental yang tinggi, pengenalan, ingatan, pengamatan, pengucapan dan pemikiran.

Dari ayat yang pertama diatas, kemudian di kembangkan dalam bentuk ilmu-ilmu yang berhubungan dengan wahyu Allah yang termuat di dalam Al-Qur’an.yang kedua di kembangkan mengenai hal-hal yang berhubungan diri manusia sebagai makhluk yang di ciptakan Tuhan, yang ketiga berhubungan dengan alam sekitarnya, berkaitan dengan amal.ketiga macam ayat itu tersebut jiwanya adalah tauhid’. di sinilah letaknya nilai kurikulum pendidikan Islam sebab menurut Islam, semua pengetahuan datang dari Tuhan, tetapi cara penyampaiannya berbeda-beda.

Maka prinsip-prisip Al-Qur’an merupakan bagian tak dapat di pisahkan yang memadukan antaranya mata pelajaran yang membentuk sebuah kurikulum. Walaupun nampaknya berpisah akan tetapi sama sekali jangan di artikan maka tidak ada kaitannya satu sama lain.

Al- Ghazali membagi ilmu pengetahuan menjadi tiga kelompok ilmu yaitu: “Ilmu yang tercela banyak atau sedikit, ilmu itu  tidak ada manfaatnya di dunia maupun akherat, misalnya sihir, nujum, dan ilmu perdukunan. Ilmu yang terpuji banyak atau sedikit misalnya ilmu tauhid, ilmu agama. Ilmu yang terpuji pada taraf tertentu yang rtidak boleh di alami, karna ilmu dapat membawa kepada kegoncangan iman dan ilhad misalnya ilmu filsafat.”

Di dalam kategori ilmu ini adalah ilmu mantiq (logis), ilmu alam, ilmu ketuhanan, ilmu-ilmu teknik, hitung dan tingkah laku manusia.termasuk juga ilmu sihir dan ilmu nujum (perbintangan). Dari segi kepentingan untuk para pelajar, Ibnu khaldun membagi (mengklasifikasi) ilmu menjadi :

  • Ilmu syar’i dengan segala jenisnya
  • Ilmu falsafah seperti ilmu alam dan ketuhanan
  • Ilmu alat yang membantu ilmu agama sperti ilmu lughoh,nahwu dan sebagainya
  • Ilmu alat yang membantu ilmu falsafah sepeti ilmu mantiq

Jenis-jenis ilmu ilmiah yang sebenarnya di jadikan substantsial kurikulum lembaga-lembaga pendidikan Islam, meskipun bentuknya harus di adakan modifikasi, formulasi ataupun penyempurnaan sesuai sengan tuntunan masyarakat setempat.

Sumber:

Last Modified: 20/2/2024