Materi Bahasa Indonesia - Makna Kata dan Maksud Kalimat


Makna kata dan maksud kalimat
1. Makna Leksikal 
Makna leksikal merupakan makna kata yang sesuai dengan yang terdapat dalam kamus. Makna leksikal sebuah kata bisa lebih dari satu. Makna tersebut tentu harus menyesuaikan dengan kalimatnya.
Contoh:
Sandi belajar seni rupa secara autodidak. Kemampuanya semakin berkembang setelah kenal setelah kenal dengan seorang pelukis di Ponorogo. Kini dia lebih banyak menggarap patung. 

Makna kata autodidak pada kalimat tersebut bisa ditemukan dalam kamus. Autodidak merupakan kata benda atau nomina yang berarti orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri. 

2.  Makna struktural
Makna struktural merupakan makna kata yang ditentukan berdasarkan penafsiran kata tersebut pada teks. Memakna kata secara struktural perlu memahami isi teks tersebut secara keseluruhan.
Contoh:
  1. Sandi belajar seni rupa secara autodidak. Kemampuannya semakin berkembang setelah kenal dengan seorang pelukis di Ponorogo. Kini dia lebih banyak menggarap patung. 
  2. Mereka menggarap lahan itu sudah turun menurun. Bahkan, penggarap saat ini merupakan keturunan ketiga. 
Makna kata menggarap  pada kedua teks tersebut tidak sama persis dengan makna yang terdapat pada kamus. Makna kata gramatikal bisa berbeda-beda sesuai dengan teksnya. Pada teks 1, kata menggarap bermakna membuat atau benyak berkecimpung. Makna kata menggarap pada teks 2 berarti mengolah atau memanfaatkan.

3.  Makna Ungkapan 
Makna ungkapan atau makna kias merupakan makna tambahan atau sampingan yang diberikan oleh penuturnya, tetapi tetap bersumber dari makna aslinya.
Contoh:
Sejak aksinya joget ala India viral di media sosial, seorang polisi naik daun. Namanya disejajarkan dengan artis papan atas. 

Ungkapan naik daun bermakna terkenal, kata itu tidak ada hubungannya dengan makna kata naik dan daun. Ungkapan itu diberikan begitu saja oleh penuturnya.

4. Maksud kalimat 
Menentukan maksud kalimat tidak lepas dari memahami isi teks secara keseluruhan. Agak sulit menentukan maksud kalimat jika kalimat tersebut merupakan kalimat lepas yang bersifat ambigu atau memiliki makna lebih dari satu. Agar tidak menjadi ambigu, antar kalimat dalam teks harus padu. Hal ini disebabkan keberadaan kalimat-kalimat pada teks saling mendukung sebuah ide/gagasan utama dari sebuah teks.
Contoh:
Ular makan tikus mati. 

Kalimat ini mempunyai maksud beragam, yaitu:
a. ular makan dan tikus mati;
b. ular makan tikus yang sudah mati;
c. ular makan tikus sehingga mati.

Kalimat tersebut akan jelas maknanya jika berhubungan dengan kalimat-kalimat lain dalam suatu paragraf seperti berikut.
Contoh:
Sore itu, saat pergi mengaji, aku berjalan di jembatan. Di kejauhan, aku melihat seekor ular makan tikus mati di tepian sungai. Ular itu makan bangkai tikus. Tadi, saat berjalan dekat tepi sungai, aku melihat tikus itu berjauh tak tahu arah sampai akhirnya tergeletak di atas batu. Sepertinya, tikus itu keracunan. Sampai akhirnya, seekor ular memakannya. Apa ular itu juga akan mati, ya, setelah makan tikus mati? Tanyaku dalam hati. 

Kalimat seekor ular makan tikus mati di tepian sugai dalam teks narasi tersebut berarti seekor ular makan tikus yang sudah mati. Hal tersebut dijelaskan dalam kalimat-kalimat setelahnya secara tersurat. Hal ini terbukti pada kalimat yang berbunyi: Tadi, saat berjalan dekat tepi sungai, aku melihat tikus itu berjalan tak tahu arah sampai akhirnya tergeletak di atas batu.

Sumber: 
Teropong UN 2019 untuk SMP/MTs Penerbit Erlangga