Akibat Konflik Dengan Remaja

Konflik dengan remaja terjadi ketika orangtua berseberangan dengan kebutuhan remaja yang berkembang. Para remaja seringkali melihat keinginan tersebut sebagai bentuk sikap egois dari orang dewasa yang melarang hak-hak dan kebebasannya. Oleh karena itu dia harus mempertahankan dirinya dan kebebasannya. 

Konflik mengakibatkan buruk yang sangat besar dan berakibat negatif di antara: 

  • Permusuhan dan penolokan disebabkan oleh perasaan tertekan dalam diri remaja.  
  • Perlawanan secara samar yang dimulai dari tidak menunjukan penolakan tetapi menunjukan prilaku yang tidak biasa. 
  • Menyendiri, pasrah, lemah,dan selalu taat, seolah sudah kehilangan motivasi dan hal ini adalah kondisi terburuk yang dapat menghancurkan kepribadiannya. 
Bahaya yang akan muncul. 
  • Para remaja cenderung diam dan menyendiri. Ini adalah awal dari kegagalan dalam mendidik. 
  • Rusaknya hubungan komunikasi antara kedua orangtua dan remaja. 
  • Kehilangan semangat dan selera makan. 
  • Remaja akan berfikir untuk kabur dari rumah dan tidur diluar rumah serta kembali kepada komunitas teman-temannya. 
  • Cenderung menyukai kekerasan dan permusuhan. 
  • Berusaha melukai dirinya sendiri atau menyakiti orang lain untuk menarik perhatian orang dan meneguhkan eksistensinya. 
  • Suka berteriak yang kadang menyebabkan perselisihan dengan orang tua atau guru. 
  • Lari dari sekolah atau mencari alasan untuk tidak masuk sekolah. 

Sikap yang muncul sebagai sikap petahanan: 
  • Mencari keamanan dan kebebasan di luar rumah. 
  • Banyaknya mengkiritik perilaku dan sikap orang dewasa di sekitarnya, khususnya pemikiran orangtuanya, prilaku keseharian mereka, pakaian mereka atau cara bicara mereka. 
  • Melakukan perdebatan yang sengit dengan suara keras untuk menunjukan kepribadiannya dan menampilkan sesuatu yang berbeda dengan yang lain. 
  • Melampiaskan kemarahannya kepada orang lain, misal adiknya yang masih kecil, anak tetangga atau teman di sekolah.
  • Melakukan tindakan negatif sebagai pelampiasan dan untuk melupakan sebagai masalahnya, seperti merokok atau melakukan hal-hal yang berbahaya. 
Sumber: Mendidika Remaja Nakal. Musthofa Abu Sa'id. As-Salam