Strategi Kemampuan Bahasa Kedua


A. Pengertian 
Istilah strategi diambil dari bahasa inggris, strategy. Dalam bidang non militer, konsep strategi digunakan untuk hal-hal yang bebar dari makna permusuhan. Kata itu mengandung makna rencana, tahapan, atau kesadaran untuk bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam bidang pendidikan strategi diberi makna baru dan ditransformasikan kedalam strategi belajar. Dalam hal ini, strategi belajar didefinisikan sebagai langkah-langkah yang dilakukan oleh pembelajar untuk menambah kemampuan, penyimpanan, pemroduksian kembali, dan penggunaan informasi.

Berkaitan dengan definisi tersebut dimunculkan definisi baru strategi belajar bahasa, yaitu tindakan khusus yang dilakukan oleh pembelajar untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih efektif, dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru (Oxfroad, 1992:8).

Dalam pengertian baru ini, strategi belajar bahasa memiliki kandungan makna sebagai berikut.
  1. Strategi belajar bahasa memiliki kontribusi langsung pada tujuan utama kemampuan/pembelajaran bahasa, yaitu kopetensi komunikatif.
  2. Strategi belajar bahasa menghendaki pembelajar mudah memahami sendiri secara langsung B2.
  3. Strategi belajar bahasa mengembangkan pedoman bagi pengajar.
  4. Strategi belajar bahasa berorientasi pada pemecahan masalah terhadap tugas bahasa sasaran (B2).
  5. Strategi belajar bahasa merupakan aktifitas khusus yang dilakukan oleh pembelajar B2, bukan dilakuan oleh pengajar atau calon pengajar.
  6. Strategi belajar bahasa melibatkan banyak aspek pembelajar, bukan hanya kognisi.
  7. Strategi belajar bahasa mendorong pembelajaran bahasa, baik langsung maupun tidak langsung.
  8. Strategi belajar bahasa tidak selalu mudah untuk diobservasi. Ada beberapa strategi belajar yang hanya dapat diamati memlalui video tape atau simulasi tertutup.
  9. Strategi belajar bahasa merupakan proses yang dilakukan dengan sadar dan terencana.
  10. Strategi belajar bahasa merupakan aktivitas yang dapat dipelajari dan dilatihkan.
  11. Strategi belajar bahasa mengandung sub-subaktivitas yang fleksibel.
  12. Strategi belajar bahasa dipengarui oleh beragam factor internal dan eksternal dari pembelajar.

B. Macam-Macam Strategi Kemampuan Bahasa Kedua
Oxford(1992) membagi kemampuan B2 ke dalam dua keompok besar, yaitu strategi langsung dan strategi tak langsung.
1. Strategi Langsung
Strategi langsung adalah strategi yang melibatkan secara langsung sasaran bahasa terhadap pembelajar. Semua strategi langsung memerlukan proses mental, tetapi proses dan tujuannya berbeda-beda. Strategi langsung ini dugunakan oleh pembelajar untuk mengatasi masalah kebahasaannya melalui sentuhan langsung dengan materi kebahasaan yang ada. Strategi ini terdiri atas tiga: (a) strategi memori, (b) strategi kognitif, dan (c) strategi kompensasi.

Strategi memori ini dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mengingat informasi yang potensial untuk diproduksi. Strategi memori merefleksikan hal-hal yang sederhana: mengatur hal-hal yang sedrhana, membuat asosiasi, dan melakukan penelaahan. Dan strategi ini sangat relevan untuk pembelajaran kosakata. Dalam mempelajarai kosakata, strategi memori memiliki kelebihan (1) memungkinkan pemebalajar menyimpan informasi verbal dan kemudian mencarinya kembali saat dibutuhkan untuk berkomunikasi dan (2) pada tingkat penelaahan membantu keterangan dari tingkat fakta sampai pada tingkat keterampilan yang dalam hal ini berupa pengetahuan procedural dan otomatis.

Beberapa teknik dapat membantu pengembangan strategi ini, seperti teknik visual, teknik oral, dan kinestetik atau indra peraba. Secara teoritis, strategi ini memiliki sumbangan yang kuat untuk pembelajaran B2.  Namun dari hasil penelitian didapatkan informasi bahwa jarang pembelajar yang melaporkan bahwa dirinya menggunakan strategi memori ini.

Strategi kedua pada strategi secara langsung adalah strategi kognitif. Strategi ini memiliki banyak variasi dalam aplikasinya: mengulang materi, menganalisis ungkapan, dan meringkas. Fungsi utama strategi ini adalah manipulasi atau trasformasi bahasa sasaran oleh pembelajar. Dan peranan yang paling penting dalam strategi ini adalah untuk pelatihan, penerimaan, dan pengiriman pesan, serta penganalisaan dan penalaran.

Strategi kompensasi merupakan strategi dalam paying strategi secara langsung yang ketiga. Strategi ini dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan atau ketidakmampuan pembelajar dalam struktur B2 atau khususnya dalam kosakata. Strategi ini dapat dikembangkan baik ketika pembelajar sedang aktif berbahasa secara reseptif maupun secara produktif. Untuk pembelajar yang sedang berbahasa secara reseptif, aktivitas yang termasuk strategi ini adalah penekanan secara masuk akal. Menerka sebenarnya merupakan suatu cara khusus memperoleh keterangan yang baru atau mengiterprestasikan data dengan menggunakana konteks berdasarkan pengalaman kehidupan pribadi. Menerka secara masuk akal ini dapat dilakuakn dengan petunjuk linguistik (kosakata struktur) dan melalui petunjuk nonlinguistik (koteks, konteks, situasi, pengetahuan tentang dunia).

Sebaliknya, untuk pembelajar yang sedang berbahasa secara produktif, aktivitas yang termasuk pada strategi ini adalah penguasaan batasan dalam berbicara atau menulis. Aktivitas yang dapat ditempuh untuk pengembangannya adalah (a) pengalihan ke bahasa ibu, (b) penggunaan mimic atau gerak badan (gestur), (c) penghindaran komunikasi secara spesifik dan menyeluruh, (d) penyesuaian pesan menjadi lebih sederhana, (e) penciptaan kata-kata baru untuk mewadahi ide yang dikomunikasikan, dan (f) penggunaan kata yang berlimpah dan sinonim.

2. Strategi Tidak Langsung
Strategi secara tidak langsung adalah strategi untuk pengaturan belajar bahasa secara umum. Jika strategi secara langsung memiliki hubungan langsung dengan pemecahan problema kebahasaan, strategi tak langsung tidak. Ibarat peran direktur permainan, strategi tak langsung memerankan berbagai fungsi sebagai tuan rumah: menfokuskan, mengorganisasi, menimbang, mengecek, mengoreksi, menumbuhkan percaya diri dan menghibur para pelaku, demikian pula menyakinkan agar para aktor  (strategi langsung) dapat bekerja sama dengan para aktor lain dalam dalam permainan (penyelesaian tugas B2). Yang tergolong strategi tak langsung ini adalah (a) strategi metakognitif, untuk mengkoordinasi proses belajar, (b) strategi afektif, untuk mengatur aspek emosi, (c) strategi social, untuk belajar dengan orang lain.

Penerapan Strategi Tak Langsung Dalam Empat Keterampilan Berbahasa
Telah dikemukakan, strategi taklangsung memberi dukungan terhadap strategi langsung dalam membantu pembelajar memecahkan tugas-tugas kebahasaannya. Dukungan itu dalam bentuk pemfokusan, perencanaan, pencarian peluang, ngendalian kecemasan, peningkatan kerja sama dan rasa simpati, dan sebagainya. Strategi ini dikelompokkan menjadi tiga substrategi: a) Metakognitif, b) Afektif, dan c) sosial.

Aktivitas dalam substrategi metakognitif antara lain berbentuk memusatkan aktivitas belajar, menyusun rencana belajar, dan mengevaluasi aktivitas belajar masing-masing. Substrategi ini bermanfaat bagi semua keterampilan berbahasa. Sebagai contoh penerapan substrategi ini adalah penggunaan teknik penelaahan dan penghubungan dengan materi sebelumnya. Pembelajar bahasa Jawa sebagai B2 mula-mula mempreview (membaca-baca terlebih dahulu untuk menyiapkan diri) kosakata dalam bahasa Jawa yang dipakai untuk mengungkapkan rasa kesal, misalnya aduh, jangkrik, gombal amoh, maling gering, jarke wae, karepmu, dan sebagainya, karena pembelajar mengetahui bahwa mereka akan diminta untuk mengecek ungkapan-ungkapan tersebut dalam aspek yang lebih besar, yaitu penggunaannya dalam kalimat. 

Saat mempreview disamping membaca-baca, pembelajar mendemonstrasikan tiaptiap ungkapan ke dalam kalimat, menambahkan ungkapan bahasa Jawa lain yang telah mereka kenal, akhirnya mereka membandingkan ungkapan-ungkapan kekesalan dalam bahasa Jawa tersebut dengan ungkapan dalam B1 mereka.substrategi retakognitif ini yang bermanfaat untuk pembelajaran berbahasa lisan (menyimak dan berbicara) adalah menunda produksi ucapan untuk memfokuskan penyimakan. substrategi afektif membantu pembelajar mengurangi rasa bosan dan menimbulkan rasa nyaman dalam belajar bahasa. Substrategi ini dikembangkan dengan tiga teknik, yaitu:
a)      Mengurangi kecemasan.
b)      Memotivasi diri sendiri.
c)      Mengontrol temperatur emosi diri.