Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Sekolah


Langkah-Langkah PTS
Penelitian tindakan sekolah (PTS), sebagaimana Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) sebenarnya mengadop prinsip prinsip yang terdapat pada penelitian tindakan atau action research. Yaitu suatu riset yang tidak saja bermaksud mengidentifikasi sejumlah masalah pada berbagai macam kegiatan, melainkan sekaligus merumuskan alternatif pemecahan, menerapkan alternatif pemecahan yang sudah dirumuskan sebagai suatu tindakan, melakukan evaluasi terhadap tindakan dan memberikan umpan balik guna merumuskan tindakan berikutnya. Kegiatan merumuskan alternatif tindakan, melakukan tindakan, evaluasi tindakan dan umpan balik dilakukan secara berulang dalam beberapa siklus.

Hopkins (1993) dan Mc Taggart (1993) menyusun bagan yang dapat memperjelas prosedur penelitian tindakan sebagaimana pada Diagram 3.

Diagram 3. Siklus Penelitian Tindakan
Langkah-langkah PTS versi yang lainnya lagi dimulai dengan perencanaan, dilanjutkan dengan pelaksanaan, dan dilanjutkan lagi dengan observasi dan diikuti dengan refleksi. Mengingat PTS sebaiknya dilakukan lebih dari satu siklus, maka kegiatan refleksi yang merupakan langkah akhir dalam siklus pertama tersebut dijadikan sebagai bahan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus kedua. Demikian juga refleksi pada siklus kedua dijadikan sebagai bahan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus ketiga.

Pada diagram 4. adalah model spiral dalam PTS, yang melukiskan siklus demi siklus dalam PTS, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Diagram 4. Siklus Penelitian Tindakan Sekolah

a. Perencanaan Tindakan
  • Pada tahap ini, peneliti menyusun rencana tindakan yang terdiri atas:
  • Menentukan subyek penelitian beserta dengan setting dan karakteristik sekolah yang berada di wilayah binaan pengawas.
  • Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati, yaitu mengambil setting kecil dari aspek manajerial yang dilakukan oleh kepala sekolah, atau aspek pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
  • Menetapkan jenis data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif beserta dengan teknik pengumpulan datanya, kemudian menetapkan teknik analisis datanya.
  • Menentukan siapa pengumpul datanya (peneliti sendiri atau dibantu oleh pihak lain).
  • Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi.
  • Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah atau penentuan bukti yang akan dijadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan.
  • Menentukan jenis tindakan yang diharapkan mampu memberikan dampak ikutan yang mengarah pada perbaikan.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini perlu diperikan tindakan yang akan dilakukan. meliputi pelaksanaan rencana tindakan yang telah disiapkan, termasuk didalamnya langkah-langkah pelaksanaan atau praktik manajerial dan pembelajaran pada setiap siklus. Perlu juga duperikan hal-hal yang mungkin dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan manajerial di sekolah atau pembelajaran di sekolah sebagai bentuk nyata pelaksanaan tindakan dalam penelitian.

c. Tahap observasi
Pada tahap ini dideskripsikan tentang pelaksanaan observasi, meliputi siapa yang melakukan observasi, bagaimana cara pelaksanaan observasi, alat bantu apa yang digunakan dalam observasi, data apa yang hendak dikumpulkan, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan observasi sebagaimana yang telah dipersiapkan pada saat membuat perencanaan tindakan sebelumnya.

d. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, jika menggunakan pendekatan kualitatif, deskripsikan prosedur analisis data yang dilakukan. Misalnya saja, semua data yang terkumpul dianalisis sebagaimanana yang dikedepankan oleh Miles dan Huberman, yang terdiri atas: reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan data.

Jika menggunakan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis deskriptif kecenderungan memusat juga dapat dilakukan. Misalnya saja menggunakan mode, median atau mean. Bisa juga menggunakan prosentase. Lazimnya, untuk membedakan hasil antar siklus (setelah berada di siklus terakhir), bisa menggunakan analisis cross tab, bisa menggunakan analisis perbedaan antar mean (Anova).

Selanjutnya, hasil analisis data dijadikan sebagai bahan untuk melakukan refleksi. Perlu dikedepankan bagaimana refleksi dilakukan, kapan refleksi dilakukan, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan refleksi, dan perlu ada suatu kejelasan mengapa refleksi dilakukan.

5. Refleksi
Pada bagian ini, hendaknya dideskripsikan tolok ukur keberhasilan yang ditargetkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk menetapkan tolok ukur, hendaknya disesuaikan dengan faktor kondisional sekolah binaan, subyek penelitian dan masalah yang diangkat. Hasil refleksi ini sangat berguna untuk merumuskan rencana pada siklus selanjutnta.

Sumber:
Makalah Ali Imron: PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH UNTUK KEPALA SEKOLAH DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA PEMBELAJARAN
Makalah Disampaikan pada Sosialisasi Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam Inovasi Pembelajaran